Minggu, 20 Desember 2015

Menikmati Keperjakaan Pembantu Suamiku


Sungguh aku tidak menyangka bahwa perselingkuhanku dengan Mas Budi, yang menurutku sudah tak tercium oleh siapapun, ternyata malah membawaku pada sebuah masalah. Diam-diam ada seseorang yang mengetahui bahwa aku telah melakukan perselingkuhan dengan laki-laki lain. Parahnya orang itu adalah orang dekat suamiku. Benar. Orang itu adalah Arif.
Beginilah cerita mulanya.
***

“Selamat malam.”

Sebuah sms tiba-tiba masuk. Aku melihat pengirimnya ternyata adalah nomor baru. Karena aku termasuk orang yang tak suka meladeni bila ada telepon atau pesan dari nomor baru, maka aku abaikan pesan tersebut. Namun, beberapa hari kemudian nomor itu kembali mengirim pesan. Tetap saja tak kuladeni.

“Kenapa tidak membalas pesanku?”

Lagi-lagi aku tak mengacuhkannya. Namun, dia tetap tak mau menyerah. Kini pesan darinya membuatku sangat terkejut.

“Oke kalau tidak mau membalas. Tapi ini soal kamu dan tukang kayu itu.”

Sabtu, 19 Desember 2015

Bor Listrik Mas Budi


Sudah sejak lama aku mengangumi sosok mas Budi. Baru-baru ini Bu Ami, wanita yang sering membantuku di rumah, menceritakan tentang mas Budi. Dia bercerita padaku bahwa suatu petang (tapi belum terlalu gelap) dia berjalan ke belakang rumah untuk mengambil sesuatu. Tetapi, saat matanya menatap ke arah kamar mandi, dia dibuat terkejut dengan siapa yang berdiri di sana: mas Budi tengah memperbaiki handuknya dan posisinya menghadap ke arah Bu Ami. Tak ayal Bu Ami pun bisa melihat kemaluan milik mas Budi meski cuma sebentar.

“Duh, bu. Saya benar-benar kaget waktu itu,” katanya saat bercerita padaku. “Kontolnya gede banget, bu. Belum berdiri aja udah seperti itu. Apalagi pas tegang, bu.”

Aku jadi malu sendiri saat Bu Ami menceritakan itu. Yang terbayang olehku adalah kontol mas Tono, suamiku, yang selama ini, jujur, tak pernah memuaskanku.

Jumat, 18 Desember 2015

Tiga Perseligkuhan Istriku: Si Tentara



Mungkin aku adalah salah satu laki-laki bodoh yang ada di dunia. Mengapa aku berkata demikian? Sebab meski beberapa kali istriku mengkhianatiku, aku masih tetap saja tak bisa pergi darinya. Bagi orang yang menjunjung tinggi apa itu yang disebut ‘cinta’, mungkin aku layak untuk disebut ‘pecinta sejati’. Namun, bagi orang lain mungkin aku hanya laki-laki bodoh yang terlalu mencintai seorang wanita. Bahkan, ketika diselingkuhi pun aku hanya diam saja. Bodoh, bukan?

Tapi, biarlah orang berpendapat apapun mengenai diriku. Aku memang benar-benar masih mencintai istriku. Dan, cerita ini adalah tentang bagaimana terjadinya perselingkuhan yang kumaksud. Perselingkuhan yang dilakukan oleh istriku dengan tiga laki-laki (tidak sekaligus tentunya).

***
Cerita ini berawal dari seorang teman lama yang tiba-tiba datang padaku. Sebut saja namanya Aldi. Dia adalah teman semasa kuliah di Bandung dulu. Dia tiba-tiba menghubungiku dan berkata ingin bertemu karena ada hal penting yang harus dia ceritakan padaku. Maka, kami pun duduk dalam satu meja di sebuah cafe dekat rumahku.

Tiga Perselingkuhan Istriku: Mertua Perkasa


Berawal dari malam Minggu yang sepi di rumahku. Aku duduk di depan televisi sambil menikmati secangkir kopi susu buatan istriku. Di depanku, televisi sedang menayangkan berita tentang korupsi di salah satu kementrian. Hmmm...korupsi lagi, korupsi lagi. Tapi, tetap saja hal itu menarik untuk ditonton. Melihat para koruptor yang cengar-cengir tanpa dosa di depan kamera.

Saat sedang asyik menikmati tayangan yang ada, tiba-tiba bel rumahku berbunyi. Siapa pula yang datang bertamu di malam Minggu? Aku pun beranjak dari kursi dan melangkah menuju pintu. Ketika kubuka pintunya, seseorang berdiri dan mengejutkanku.

“Ayah?” kataku tidak percaya sebab melihat ayahku berdiri di depanku.

“Halo, Tio.” Jawab sambil langung memelukku. Kami pun berpelukan saling melepas rindu.